LOGIKA

Oktober 29, 2010 at 11:46 am (Uncategorized)

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Logika sebagai ilmu pengetahuan
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

Logika sebagai cabang filsafat

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.

Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran

Dasar-dasar Logika

Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.

Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:

1. Setiap mamalia punya sebuah jantung
2. Semua kuda adalah mamalia
3. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung

Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:

1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. …
6. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung

Logika sebagai matematika murni

Logika masuk kedalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 – 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 – 1970)

Kegunaan logika

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Macam-macam logika
1. Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

2. Logika ilmiah

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.

Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Oktober 18, 2010 at 2:51 pm (Uncategorized)

terdapat 2 kasus..
1.Pembagian tugas secara efektif kadang-kadang tidak layak secara ekonomis pada bisnis kecil. Berikan pendapat anda mengenai pernyataan tersebut !

2.Ketika anda ke bioskop. Anda membeli tiket yang sudah diberi nomor dari loket atau kasir. Tiket tersebut kemudian diberikan ke orang lain di pintu masuk bioskop. Ketidak beraturan jenis apa yang ingin dihindari oleh bioskop? Pengendalian apa yang digunakannya untuk menghindari ketidak beraturan tersebut? resiko dan pajanan apa yang dapat anda identifikasi?

PENDAPAT SAYA:

1.mungkin ketidak efektifan pembagian tugas pada bisnis kecil,dikarenakan pembiayaan yang lebih mahal…
jadi biaya yang di keluarkan menjadi lebih banyak..
walaupun pembagian tugas itu baik dalam suatu kegiatan..
akan lebih baik adanya kerangkapan kerja dalam tugas itu..

2.Pengendalian yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pembatasan dalam pembelian tiket dan membuat aturan yaitu pembelian tiket hanya bisa dilakukan di dalam loket bioskop…
dan memberikan suatu teguran dan sangsi yang tegas terhadap kasus tersebut..

pajanan:
harga tiket yang di jual lebih mahal dari harga biasanyaa.
atau tiket yang tidak sesuai dengan mestinya atau tiket palsu…
atau juga bisa kita tidak bisa mendapat tempat duduk yang sesuai dengan keinginan kita..

resiko:
ketidak tertiban dalam penjualan tiket dapat merugikan..
karena bisa terjadi penipuan..

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

CODING GRAF MINGGU KEDUA

Oktober 12, 2010 at 12:24 pm (Uncategorized)

uses crt;

type
recSimpul = record
JumlahArah : Integer;
Arah : array[1..30] of Char;
Bobot : array[1..30] of Integer;
Status : array[1..30] Of Integer;
End;

const
NETRAL = 0;
HAPUS = 1;
PILIH = 2;

var
Simpul : Array[‘A’..’Z’] Of recSimpul;
jumlahSimpul : Integer;
dsimpul,arah : Char;
idx,x,Bobot : Integer;
currArah : Array[1..30] of Char;
currJum,langkah : Integer;
Total : integer;
minBobot : Integer;
minArah : Char;
finish : Boolean;
index,banding : Integer;

Function GetMinArkus(x:Char;var idx:integer):Char;
Var
i: Integer;
k: Integer;
Index: Integer;
Begin
If simpul[x].JumlahArah>=1 Then
Begin
k:=$0FFF;
For i:=1 To simpul[x].JumlahArah Do
Begin
if simpul[x].Status[i]=PILIH then
simpul[x].Status[i]:=HAPUS;
If (simpul[x].Bobot[i]=1 Then
Begin
k:=$0FFF;
For i:=1 To simpul[x].JumlahArah Do
Begin
If (simpul[x].Bobot[i]=1 Then
Begin
For i:=1 To simpul[x].JumlahArah Do
Begin
If simpul[x].arah[i]=arah Then
Begin
GetBobotWithArah:=simpul[x].Bobot[i];
exit;
End;
End;
End;
GetBobotWithArah:=0;
End;

Procedure HapusArkus(x:Char);
Var
i,j: Integer;
k : Char;
Begin
For i:=1 To jumlahSimpul Do
Begin
k:=’A’;
For j:=1 To Simpul[k].JumlahArah Do
Begin
If (Simpul[k].Arah[j]=x) And(Simpul[k].Status[j]=NETRAL) Then
Simpul[k].Status[j]:=HAPUS;
End;
inc(k);
End;
End;

Begin
Clrscr;
Write(‘Masukan Jumlah Simpul : ‘);readln(jumlahSimpul);
Writeln(‘Masukan Arah tiap-tiap simpul dari ‘,jumlahSimpul,’ simpul’);
Writeln(‘Untuk mengakhiri pengisian simpul, isi arah dengan 0′);
dsimpul:=’A’;
For x:=1 To JumlahSimpul-1 Do
Begin
Writeln(‘Simpul ke ‘,x,’ : ‘,dsimpul);
idx:=1;
Repeat
Write(‘Simpul ‘,dsimpul,’->’);readln(arah);
If arah=’0′ then
break;
arah:=UpCase(arah);
If (arah>=’A’)and(arah’,arah,’ = ‘);readln(Bobot);
inc(Simpul[dsimpul].JumlahArah);
Simpul[dsimpul].Arah[idx]:=arah;
Simpul[dsimpul].Bobot[idx]:=Bobot;
Simpul[dsimpul].Status[idx]:=NETRAL;
inc(idx);
end;
Until arah=’0′;
inc(dsimpul);
End;
currArah[1]:=’A’;
langkah:=1;
finish:=false;
Total:=0;
While not finish Do
Begin
minArah:=GetMinArkus(currArah[langkah],index);
If minArah=dsimpul then
break;
HapusArkus(minArah);
currJum:=Simpul[currArah[langkah]].Bobot[index];
minBobot:=GetMinBobot(minArah,index);
currJum:=currJum+minBobot+Total;
banding:=GetMinBobot(currArah[langkah],index)+Total;
If(banding>currJum) Then
Begin
Total:=Total+GetBobotWithArah(currArah[langkah],minArah);
inc(langkah);
currArah[langkah]:=minArah;
End;
End;
currArah[Langkah+1]:=dsimpul;
Total:=0;
Writeln(‘Jalur Terpendek dari Graf ini adalah : ‘);
For x:=1 To langkah Do
Begin
write(currArah[x],’ -> ‘);
Total:=Total+GetBobotWithArah(currArah[x],currArah[x+1]);
End;
writeln(dsimpul);
Writeln(‘Dengan jumlah bobot total = ‘,Total);
End.

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

KASUS PT MAKMUR

Oktober 12, 2010 at 12:13 pm (Uncategorized)

Diketahui Data – data keuangan PT. Makmur Per 31 Desember 2002

sebagai Berikut :

• Kas : 6.200.000

• Piutang Dagang : 2.240.000

• Hutang Dagang : 1.800.000

• Perlengkapan Kantor : 265.000

• Bunga dibayar dimuka : 50.000

• Peralatan Kantor : 6.600.000

• Hutang Wesel : 3.000.000

• Modal PT. Makmur : 10.000.000

• Pendapatan Komisi : 5.700.000

• Pendapatan Sewa : 180.000

• Biaya Perlengkapan : 3.900.000

• Biaya Pemeliharaan : 80.000

• Biaya Iklan : 395.000

• Sewa dibayar dimuka : 900.000

• Biaya Telepon : 50.000

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Oktober 12, 2010 at 12:11 pm (Uncategorized)

Diketahui Data – data keuangan PT. Maju Per 31 Desember 2001

sebagai Berikut :

• Kas : 6.000.000

• Piutang : 2.000.000

• Perlengkapan Kantor : 3.000.000

• Peralatan Kantor : 4.000.000

• Pendapatan Bunga : 3.000.000

• Tanah : 5.000.000

• Hutang Usaha : 5.000.000

• Sewa dibayar dimuka : 1.500.000

• Modal Maju : 6.000.000

• Pendapatan komisi : 11.000.000

• Hutang Gaji : 2.000.000

• Biaya Iklan : 1.000.000

• Biaya Listrik : 2.500.000

• Prive Maju : 2.000.000

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Kasus PT.MAJU

Oktober 12, 2010 at 12:08 pm (Uncategorized)

Diketahui Data keuangan PT. Maju Per 31 Desember 2001

sebagai Berikut :

• Kas : 6.000.000

• Piutang : 2.000.000

• Perlengkapan Kantor : 3.000.000

• Peralatan Kantor : 4.000.000

• Pendapatan Bunga : 3.000.000

• Tanah : 5.000.000

• Hutang Usaha : 5.000.000

• Sewa dibayar dimuka : 1.500.000

• Modal Maju : 6.000.000

• Pendapatan komisi : 11.000.000

• Hutang Gaji : 2.000.000

• Biaya Iklan : 1.000.000

• Biaya Listrik : 2.500.000

• Prive Maju : 2.000.000

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar